TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP MASA DEPAN UMAT MANUSIA
I.
PENDAHULUAN
Bumi adalah salah satu planet tata surya yang sampai
sekarang diakui memiliki bentuk-bentuk kehidupan terlengkap. Mahkluk di bumi
yang paling sempurna adalah manusia, karena kemampuan berpikir dan bernalar itu
pula yang membuat manusia menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru
itu kemudian digunakan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari
lingkungan alam sekitar kita. Akan tetapi sering pula kita temukan dan terapkan
agar mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari teknologi yang kita
hasilkan itu menimbulkan pengaruh sampingan yang menimbulkan kemudaratan.
Misalnya saja penggunaan api untuk membakar sisa
tumbuhan pada waktu seorang peladang membuka hutan sangat membantu tetapi
kemudaratannya ialah bahwa api itu akhirnya menghasilkan kebakaran hutan yang
tidak terkendalikan. Teknologi
sederhana seperti itu mudah tampak kemudaratannya dalam waktu yang pendek. Lain
halnya dengan berbagai teknologi canggih yang dampak buruknya tidak segera
tampak atau baru baru tampak kalau ditinjau secara menyeluruh dengan melintasi
batas-batas kenegaraan.
Tidak banyak yang cepat sadar
bahwa industri berat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dengan
logam-logam berat yang membahayakan pertumbuhan manusia di masa depan. Dan
betapa banyak pula orang yang cepat tanggap bahwa hal-hal seperti itu akan
mengakibatkan perubahan musim dan percepatan peredaran bumi di sekitar matahari
yang menyebabkan bumi letaknya makin mendekat ke matahari karena gaya melontar
ke luar dari putarannya melemah. Akibat mendekatnya bumi ke matahari ini juga
lambat laun suhu bumi akan naik dan mengakibatkan lapisan es di kedua kutub
akan mencair sehingga terjadi penaikan permukaan air laut ? berapa banyak daerah
pantai dan daerah pasang surut yang telah direklamasi sebagai pemukiman baru
terpaksa harus ditinggalkan lagi sehingga orang harus bermukim di daerah
pegunungan? Apa akibatnya kalau daerah pegunungan lebih banyak lagi hutan yang
harus ditebang? Apakah tidak akan terjadi pergeseran kesetimbangan daur air dan
daur karbondioksida dan apakah tidak akan terjadi pengikisan tanah yang lebih
hebat lagi hingga kesetimbangan kerak bumi terganggu dan mengakibatkan
munculnya gempa bumi tektonik yang kemudian dapat pula menimbulkan
keretakan-keretakan di sepanjang lipatan lereng daratan yang saling mendorong,
yang satu lidahnya adalah tempat munculnya berbagai pulau tanah air kita
tercinta ini? Apakah menggiatnya kembali gunung api lama dan terbentuknya
kepundan-kepundan baru tidak ada kaitannya akan hal itu?
Malapeta akibat sampingan
penerapan ilmu sebagai teknologi sering sekali menyebabkan orang awam
menyalahkan ilmuwan sebagai sumber munculnya kerusakan di bumi ini. Kerusakan
akibat dampak negatif teknologi ini kemudian sering pula dikaitkan dengan makin
mendekatnya hari kiamat, seperti dahulu tahun 1957 ada orang yang menganggap
Uni Sovyet menempatkan satelit Sputnik di ruang angkasa sebagai pertanda akan
datangnya hari akhir untuk bumi kita ini.
1.
Keterhunian Bumi Berlandaskan Kesetimbangan
Berlainan dengan di kebanyakan
planet lain di tatasurya kita dan di alam raya, bumi mempunyai atmosfer yang
sedang dan dapat mendukung kehidupan. Lapisan gas yang meliputi bumi menjadi
lapisan pelindung dan pendukung kehidupan, terutama lapisan terbawah setebal 12
hingga 18 km yang disebut troposfer. Troposfer ini mengandung 21% oksigen,
bahan untuk pernapasan makhluk hidup, dan 78% nitrogen yang menjadi bahan baku
berbagai zat yang diperlukan agar tanah yang dipermukaan bumi dapat ditumbuhi
oleh tumbuhan. Selain troposfer juga mengandung sedikit gas karbondioksida yang
memainkan peran penting salam pengikatan energi surya menjadi energi kimia
melalui proses asimilasi oleh tumbuhan hijau. Selain itu troposfer juga
mengandung air dalam berbagai bentuk dan secara berkala mengalami suatu daur
ulang dari udara ke daratan, ke perairan terbuka, dari perairan terbuka menguap
lagi ke udara, dan dari udara berkondensasi lagi dalam bentuk air hujan, es,
atau salju sehingga turun kembali ke bumi.
Selain daur ulang air ini,
seperti telah disinggung sebelumnya, karbondioksida juga mengalami daur ulang
melalui asimilasi oleh tumbuhan hijau dan pembakaran dalam bentuk makanan oleh
hewan dan manusia. Daur ulang pada nitrogen dalam bentuk gas menjadi mineral
yang dapat diserap oleh tumbuhan dan kemudian dijadikan protein nabati yang
dapat digunakan sebagai sumber protein hewani. Pembusukan protein nabati maupun
hewani akan mengembalikan nitrogen itu menjadi bentuk gas di troposfer. Kesemua
daur ulang air, karbon, dan nitrogen itu kelangsungannya sangat tergantung pada
berbagai kesetimbangan dan keserasian hubungan ketergantungan antara berbagai
faktor abiotik atau tak hidup dan faktor biotik hidup, di dalam ekosistem.
2.
Gangguan Kesetimbangan Kehidupan di Bumi
Ada dua jenis pengaruh yang
dapat menjadi sumber malapetaka kehidupan di bumi. Pengaruh pertama asalnya
dari luar bumi kita ini, sedangkan pengaruh kedua dapat berasal dari bumi kita
sendiri. Kehidupan di bumi didukung oleh sumber energi yang berasal dari
matahari. Sinar surya ini bukan saja menjadi pemasok energi kimia untuk proses
asimilasi yang menghasilkan karbohidrat sebagai pendukung seluruh kehidupan
dibumi. Sinar surya itu juga salah satu sumber pemanas di bumi dan salah satu
sumber penggerak berbagai daur ulang. Kalau energi surya mulai habis, bukan
saja tidak terjadi asimilasi oleh tumbuhan, melainkan juga matahari sedang
dalam proses untuk menjadi bintang yang dingin. Hal itu adalah pertanda bahwa
pada suatu ketika gaya gravitasi di dalam matahari itu akan menarik semua zat
ke dalam sehingga terjadi suatu keruntuhan. Ini suatu kiamat yang menyangkut
tatasurya kita saja.
Pengaruh kedua yang bersumber
dari bumi kita sendiri pada umumnya dapat dikatakan berupa pergeseran berbagai
kesetimbangan. Pergeseran-pergeseran seperti ini muncul karena daya dukung bumi
terhadap seluruh kehidupan yang bergantung padanya menjadi menciut. Penciutan
daya dukung ini kemudian menghebat karena dalam keadaan daya dukung yang
menciut akan muncul kerusakan-kerusakan yang lebih berat lagi karena
usaha-usaha manusia sendiri untuk memperbesar daya dukung itu. Sumber dari
penciutan daya dukung bumi itu ialah meningkatnya populasi penduduk di muka
bumi ini yang sebenarnya adalah akibat keberhasilan teknologi kesehatan masyarakat.
3.
Daya Keterhunian Bumi Oleh Manusia
Bagi manusia bumi ini adalah
suatu sistem penunjang kehidupan yang sangat besar dan terdiri atas berbagai
komponen bumi yang menjadi penunjang kehidupan manusia ini dalam garis besarnya
ialah lahan, lautan, atmosfer dan kehidupan makhluk hidup secara keseluruhan di
muka bumi ini.
Ada lima unsur permasalahan
yang saling kait mengait yang menentukan daya keterhunian bumi ini untuk
manusia di masa depan. Masing-masing permasalahan itu untuk penyelesaiannya
memerlukan unsur-unsur sains yang berbeda akan tetapi saling menunjang.
Unsur-unsur permasalahan itu ialah:
1. Masalah perimbangan energi di bumi secara
menyeluruh
2. Daur hidrologi di bumi secara menyeluruh
3. Perubahan biogeokimia
4. Perubahan bentuk dan sifat permukaan bumi
5. Produktivitas biologi pada lahan di bumi
Permasalahan-permasalah itu
timbul karena ilmuwan dan teknologiwan berbagai Negara bekerja menerapkan
pengetahuannya tidak untuk kepentingan seluruh umat manusia melainkan untuk
kepentingan sebagian penduduk bumi saja.
4.
Kesetimbangan Energi Global
Setiap tahun energi surya yang
sampai ke tepi luar atmosfer, yaitu homosfer, ada sebanyak rata-rata 263 ribu
Langley. Satu langlay sama dengan 1 gram kalori persentimeter kuadrat, seangkan
1 gram kalori ilah banyaknya energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan
suhu 1 g air dari 14.50C menjadi 15.50C. dari energi
sebanyak ini kira-kira 123 ribu langlay atau 47% di resap atau dipantulkan
kembali keluar atmosfer bumi oleh molekul-molekul, uap air, dan debu, sedangkan
sisanya sebanyaknya kira-kira 140 ribu Langley atau 53% sampai ke permukaan
bumi.
Energi yang sampai ke satu
meter kuadrat permukaan bumi dalam sehari rata-rata setara dengan banyaknya
energi yang diperlukan seorang manusia aktif sepanjang hari. Masukan energi
yang sangat banyak ini merupakan potensi yang dapat digunakan hewan atau
tumbuhan. Akan tetapi radiasi matahari yang sampai ke bumi tidak seragam.
Terjadinya keragaman yang disebabkan oleh tingkat keberawanan, banyaknya debu
dalam atmosfer, garis lintang, ketinggian, bentuk permukaan bumi setempat,
musim dan waktu terjadinya penyinaran pada hari tertentu. Banyaknya energi yang
diterima di daerah kutub selama setahun misalnya 1/8 hingga 1/10 banyaknya
energi yang diterima di daerah tropik.
Berkurangnya energi matahari
yang dapat dimanfaatkan di bumi karena meningkatnya pemantulan kembali ke
atmosfer membuat perbedaan-perbedaan suhu berbagai tempat tidak terlalu jelas.
Akibatnya pertukaran udara secara horizontal dan vertikal tidak terlalu baik
sehingga di tempat-tempat tertentu susunan udara dapat menjadi berbeda. Akan
ada tempat-tempat dengan susunan udaranya mengandung gas-gas yang dapat
bersifat racun terhadap kehidupan. Hal itu semua dapat terjadi karena
perambahan vegetasi hutan secara besar-besaran untuk menghasilkan kayu atau
penyediaan tempat pemukiman baru.
5.
Daur Hidrologi
Sekarang ini manusia sudah
menguasai teknologi untuk mengubah keadaan hiodrologi lingkungannya.. Pola
hidrologi lingkungan pola sebaran curah hujan sangat menentukan keproduktifan
lahan pertanian. Karena itu sejak dahulu kala seperti dalam kebudayaan
Mesopotamia, manusia berusaha mendatangkan air ke lahan-lahan kering agar daya
produksi lahan itu dapat meningkat. Air yang didatangkan ini akhirnya melalui
evapotranspirasi diuapkan kembali ke atmosfer sambil menggunakan energi panas
sehingga adanya vegetasi di daratan juga membantu mengendalikan suhu
lingkungan. Bertambahnya populasi manusia yang mengakibatkan pengubahan
sebagian hutan dan lahan produksi pertanian menjadi pusat-pusat pemukiman dapat
mengubah pola hidrologi ini dan membuat air menjadi langka.
Kelangkaan air ini akhirnya
membuat manusia mencoba memanfaatkan air tanah dengan menggunakan sumur-sumur
dalam yang dapat berakibat runtuhnya lapisan tanah atas dan terjadinya intrusi
air laut jauh masuk kedaratan di belakang garis pantai. Gejala ini kemudian
akan membuat lahan menjadi lebih tandus lagi karena vegetasi di atas lahan yang
menjadi asin itu berkurang. Akibatnya evapotranspirasi berkurang dan suhu lingkungan
naik sehingga hal-hal ini kemudian membuat lingkungan itu bertambah kering dan
tandus lagi.
6.
Daur Biogeokimia
Keterhunian bumi oleh makhluk
hidup selain ditentukan oleh adanya air, juga ditentukan oleh adanya daur ulang
berbagai unsur kimia sumber pendukung kehidupan. Ada kira-kira 40 unsur yang
diperlukan bagi kehidupan, akan tetapi yang terpenting diantaranya ialah karbon
(C), nitrogen (N), fosfor (P), belerang (S), oksigen (O), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), silicon (Si), besi (Fe) dan alumunium
(Al). Sumber unsur-unsur ini ialah atmosfer untuk misalnya C, N dan O serta
sedimen-sedimen hasil pelapukan batuan. Selain itu sebagian unsur-unsur ini
tersimpan dalam bentuk bahan organic dalam tubuh makhluk hidup yang masih hidup
atau yang sudah mati. Setelah membusuk, unsur yang terkandung dalam bahan
organic itu akan dikembalikan ke dalam tanah atau ke udara.
7.
Daya Produksi Lahan
Daya produksi lahan adalah
suatu faktor yang sangat menentukan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan
manusia, betapa majunya pun manusia itu menguasai teknologi di bidang lain.
Besarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor iklim seperti suhu dan presipitasi
cahaya yang diterima pada permukaan bumi, ketersediaan unsur-unsur kimia utama
seperti C, S, P, N, K, Ca dan sebagainya serta sifat-sifat khas kehidupan yang
dikembangkan pada lahan itu. Segera setelah banyaknya manusia pada suatu
lingkungan melebihi daya produksi lahan terhadap semua keperluan dasar manusia,
akan muncul usaha-usaha menaikkan daya produksinya itu dengan menggunakan
teknologi. Pancausaha misalnya ialah suatu jawaban untuk meningkatkan daya
produksi lahan agar kita di Indonesia dapat berswasembada pangan. Usaha
penemuan varietas-varietas unggul yang mempunyai tingkat keefisienan tinggi menyadap
energi surya menjadi bahan organik pada keadaan pemeliharaan dan pemupukkan
yang intensif adalah latar belakang keberhasilannya. Akan tetapi juga keadaan
iklim dan ketersediaan unsur hara dapat dipengaruhi oleh tumbuhan yang
berkembang pada lahan itu. Sudah menjadi pengetahuan umum misalnya bahwa
penanaman ketela pohon terus-menerus pada suatu lahan tertentu akan menguras
habis unsur hara yang terkandung di dalamnya.
Demikian pula suatu lahan yang
dihijaukan kembali dengan tusam pada suatu ketika akan bersifat asam dan tidak
dapat mendukung pertumbuhan semak-semak di bawah tajuk hutan tusam itu. Dengan
demikian pengubahan susunan vegetasi yang disengaja dari suatu kesetimbangan
alami menuju ke suatu kesetimbangan dengan tujuan meningkatkan daya produksi
lahan bagi manfaat manusia memerlukan masukan pupuk untuk memantapkan kesuburan
dan pestisida untuk perlindungan tanaman. Hal itu berarti suatu perubahan daur
biogeokimia secara sengaja yang mungkin akan menggeser berbagai kesetimbangan
alami lainnya dan dapat menimbulkan malapetaka yang tidak terduga, seperti
misalnya munculnya hama wereng, kutu loncat dan penyakit jamur pada ikan.
8.
Perubahan Pola Penggunaan Lahan
Secara Global
Perubahan-perubahan bentuk dan
fungsi permukaan lahan ini karena pertambahan penduduk memaksakan diterapkannya
teknologi hasil pemikiran manusia untuk mengatasi permasalahan masakini. Akan tetapi usaha ini dapat berakibat
timbulnya masalah baru di masa depan. Perubahan-perubahan itu dapat
mempengaruhi iklim dan daur unsur hara yang kemudian dapat pula mengubah daya
produk tivitas lahan. Hanya saja belum jelas apakah misalnya perubahan iklim
yang terasa sekarang memang semata-mata akibat campurtangan manusia terhadap
kesetimbangan alam ataukah bagian dari daur perubahan alami dalam semesta ini.
Yang jelas, pemindahan massa bumi secara
besar-besaran seperti pembangunan berbagai struktur bangunan pencakar langit
dan munculnya getaran-getaran yang disebabkan percobaan-percobaan yang
dilakukan manusia dengan tenaga nuklear mungkin saja menjadi faktor tambahan
yang mempercepat perubahan kemiringan sumbu putar bumi atau memperlambat
rotasinya. Perlambatan rotasi walaupun terasa baru setelah beberapa abad
kemudian, membantu membuat peredaran bumi disekitar matahari menjadi lebih
pendek yang juga mengakibatkan bumi akan bertambah dekat letaknya ke matahari.
Hasilnya ialah peningkatan kuantitas energi surya yang diterima oleh bumi yang
mengakibatkan suhu atmosfer di sekitar bumi naik. Suhu yang naik ini dapat
mengakibatkan perubahan produktivitas lahan dan perubahan iklim serta
banjir-banjir akibat mencairnya selaput es di kutub utara dan selatan.
Perubahan kemiringan sumbu putar bumi terhadap matahari dapat mengakibatkan
bumi pada suatu ketika mempunyai arah perputaran yang sama dengan apa yang
terjadi dengan planet venus. Matahari akan terbit di barat dan terbenam di ufuk
timur. Hal itu dalam agama Islam dipercaya sebagai pertanda bahwa hari kiamat
sudah dekat.
II.
PENUTUP
Ilmuwan sebagai manusia yang
diberi kemampuan merenung dan menggunakan pikirannya untuk bernalar. Kemampuan
berpikir dan bernalar itu pula yang membuat kita sebagai manusia menemukan
berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu kemudian digunakan untuk
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari lingkungan alam yang tersedia di
sekitar kita. Oleh karena itu tanggung jawab ilmuwan terhadap masa depan
kehidupan manusia diantaranya adalah :
1. Tanggung Jawab Profesional terhadap dirinya sendiri, sesama ilmuwan dan masyarakat, yaitu menjamin
kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan ilmiah yang dibuatnya secara
formal. Agar semua pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu benar dan memberikan
tanggapan apabila ia merasa ada pernyataan ada pernyataan ilmiah yang dibuat
ilmuwan lain yang tidak benar.
2. Tanggung Jawab Sosial, yaitu tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut asas
moral dan etika. Pengalaman dua perang dunia I (terkenal dengan perang kuman)
dan II (terkenal dengan bom atom) telah membuktikan bahwa ilmu digunakan untuk
tujuan-tujuan yang destruktif.
3. Sikap Politis Formal Ilmuwan
Jika ilmuwan mempunyai rasa
tanggung jawab moral dan sosial yang formal, maka konsekuensinya ilmuwan harus
mempunyai sikap politik formal. Sebab sikap politik formal merupakan konsisten
dengan asas moral keilmuan serta merupakan pengejawantahan/implementasi dari
tanggung jawab sosial dalam mengambil keputusan politis, dimana keputusan ini
bersifat mengikat (authorative).
Kewajiban batiniah seorang
ilmuwan ialah memberikan sumbangan pengetahuan baru yang benar saja ke kumpulan
pengetahuan benar yang sudah ada, walaupun ada tekanan-tekanan ekonomi atau
sosial yang memintanya untuk tidak melakukan hal itu, karena tanggung jawabnya
ialah memerang ketidaktahuan, prasangka dan mitos di kalangan manusia
mengenai alam semesta ini.
Adapun pedoman kerja yang
disepakati dan harus diikuti para ilmuwan ialah :
- Bekerjalah dengan jujur
- Jangan sekali-sekali memanipulasi data
- Selalulah bertindak tepat, teliti dan cermat
- Berlakulah adil terhadap pendapat orang lain yang muncul terlebih dahulu
- Jauhilah pandangan berbias terhadap data dan pemikiran ilmuwan lain
- Jangan berkompromi tetapi usahakanlah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan tuntas.
- Perlunya Etika dan Ketaatan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Andi : 1999 : 31)
Hal itu juga sejalan dengan asas
moral menurut Yuyun (1984 : 93), yaitu :
- Kebenaran
- Kejujuran
- Tidak mempunyai kepentingan
- Menyandarkan diri pada kekuatan argumentasi dalam menilai kebenaran
Kebenaran ilmiah yang
dihasilkan dari pemikiran dan pengamatan seorang ilmuwan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada seluruh umat manusia. Hal itu berarti perlunya kode etik ilmuwan. Mau
tidak mau kode etik itu harus dikaitkan dengan sistem ‘dosa’. Setiap kali
seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian, ia harus sadar akan kedudukannya
sebagai manusia di bumi ini. Artinya ia harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang
dimilikinya hanya sebagian kecil saja dari Al’ilmi-nya Allah SWT dan bahwa ia
hanyalah pesuruh-Nya di muka bumi ini (Al Baqarah : 30-34).
Demi pertanggungan jawaban
ilmuwan terhadap masa depan umat manusia, semua dampak negatif sains dan
teknologi terus ditangani secara bersama-sama, bukan saja oleh masyarakat
ilmuwan dunia, melainkan juga oleh pemerintah semua negara, berlandaskan suatu
pandangan bahwa manusia di bumi ini mempunyai tugas untuk mengelolanya dengan
sebaik-baiknya.
Hal-hal yang harus dilakukan manusia adalah :
- Mengadakan kerjasama ilmuwan dan ahli teknologi berbagai negara dalam menerapkan pengetahuannya demi kepentingan seluruh umat manusia.
- Perlunya pembangunan yang berorientasi masa depan dan wawasan lingkungan. Diantaranya :
·
Untuk mengantisipasi tingginya
angka natalitas penduduk dunia, perlunya pembatasan melalui program keluarga
berencana melalui program PBB.
·
Menghindari
pembangunan yang berwawasan efek rumah kaca
·
Pembangunan
dengan berorientasi analisis dampak lingkungan (amdal)
·
Peningkatan
kesadaran hidup sehat melalui program peningkatan mutu penduduk dan perbaikan
gizi masyarakat.
·
Optimalisasi
lahan produktif melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian
·
Program
reboisasi lahan gundul, penghentian penggundulan dan pembakaran hutan.
0 komentar:
Posting Komentar