ILMU DAN BUDAYA
1. ILMU
Pengertian ilmu adalah merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Ilmu merupakan produk dari proses
berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai
berfikir ilmiah. Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu :
- LOGIS yaitu pikiran kita harus konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada.
- Harus didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang kemudian memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
Kebenaran ilmiah tidak bersifat mutlak, tetapi
terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan, mungkin saja pernyataan sekarang logis
kemudian bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru.
Dari hakekat berfikir ilmiah tersebut dapat disimpulkan beberapa
karakteristik dari ilmu, yaitu :
- Mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
- Alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
- Pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
- Mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang
terbaca dalam pustaka menunjuk sekurang-kurangnya tiga hal, yakni : pengetahuan,
aktivitas dan metode.
Secara umum ilmu adalah pengetahuan, diantara para filsuf dari berbagai
lairan terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan yang
sistematis dari pengetahuan atau pengetahuan yang dihimpun dengan perantara
metode ilmiah. Pengetahuan hanyalah produk?hasil dari suatu kegiatan yang
dilakukan manusia.
Pengertian ilmu sebagai
pengetahuan, aktivitas atau metode bila ditinjau lebih dalam sesungguhnya tidak
saling bertentangan, tetapi merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara
berurutan.
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus
dilaksanakan dengan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metode itu
mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi diantara aktivitas,
metode dan pengetahuan yang boleh dikatakan menyusun diri menjadi ilmu dapat
digambarkan dalam suatu bagan segitiga sebagai berikut :
Aktivitas
ilmu
Metode Pengetahuan
Bagan diatas memperlihatkan bahwa ilmu
dapat dipahami dari tiga sudut
Pemahaman
ilmu sebagai aktivitas, metode dan pengetahuan itu dapat diringkas menjadi
:
Sebagai proses : Aktivitas penelitian Pengertian
Ilmu
Sebagai prosedur :
Metode ilmiah
Sebagai produk : Pengetahuan sistematis
Ada beberapa pendapat filsuf /ilmuwan tentang
ilmu, Yaitu :
-
Filsuf Belgia Jean Ladriere 1975
Ilmu dapat dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan
kita dewasa ini, atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau sebagai metode
untuk memperoleh pengetahuan.
-
Ilmuan Italia Adriano
Buzzati-Traverso 1977
Ilmu sebagaimana kita lihat, tidak dapat lagi dipandang
sebagai suatu kumpulan pengetahuan atau suatu metode khusus untuk memperoleh
pengetahuan, ilmu harus dilihat sebagai suatu aktivitas kemasyarakatan pula.
-
Norman Campbell (tahun 50 an )
-
Menyebutkan
tiga hal , yaitu pengetahuan, metode dan studi (suatu jenis
aktivitas-penelaahan). Hanya sayang logika pemikirannya
kurang cermat
dengan mengelompokkan pengertian metode
ke dalam pengetahuan.
-
Melvin Marx dan William Hillix
(tahun 60 an)
-
Mereka
menuliskan tenteng tiga sifat dasar ilmu, yaitu ilmu sebagai sikap ilmiah,
metode ilmiah, kumpulan pengetahuan. Kelemahannya ialah kurang tegas menekankan
pengertian aktivitas ilmiah dan terlampau menonjolkan sikap ilmiah.
2. BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddhayah”
yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal), diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa juga diartikan sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kultur.
Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur social, religius dan lain-lain, dimana
segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi cirri khas suatu
masyarakat.
Tahun 1952 Kroeber dan
Kluckholn menginventarisasikan lebih dari 150 defenisi tentang kebudayaan yang
dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak
terdapat perbedaan yang bersifat prinsip dengan defenisi E.B. Taylor.
Dari berbagai defenisi tersebut, dapat diperoleh pengertian tentang
kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan dari kebudayaan itu
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi, seni dan
alin-lain, yang kesemuanya itu ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan
mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain :
-
Menville.J.
Herskovits, menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
-
alat-alat teknologi -
system ekonomi
- keluarga - kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada empat unsure pokok yang meliputi :
-
sistem
norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
-
organisasi ekonomi
-
alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama).
-
Organisasi kekuatan (politik)
Sedangkan Kuntjaraningrat (1974) membagi
kebudayaan menjadi unsure-unsur yang terdiri dari :
- Sistem religi dan upacara keagamaan
- Sistem dan organisasi kemasyarakatan (kekerabatan)
- Sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian
- Sistem mata pencaharian
- System teknologi dan peralatan
Dalam hal ini Ashley Montagu mengemukakan bahwa
kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang bukan saja
dalam banyaknya kebutuhan tetapi juga dalam cara memenuhi kebutuhan itu.
Artinya kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan
binatang.
Maslow mengidentifikasikan kebutuhan
manusia dan binatang adalah sebagai berikut: -
|
Fisiologi
rasa aman
Manusia afiliasi
harga
diri
pengembangan diri
Kebutuhan
fisiologi
dengan cara instinktif
Hewan (berdasarkan
instink)
Rasa aman
BUDI inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan
hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan memberikan penilaian
terhadap objek dan kejadian, pilihan nilai inilah yang menjadi tujuan dan isi
kebudayaan.
Faset (proses pelestarian)
dari kebudayaan itu sangat erat hubungannya dengan pendidikan karena semua
materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia melalui proses
belajar.
Referensi :
Suriasumantri,J,2003, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer,
Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
The liang gie, 2004, Pengantar
filsafat ilmu, Liberty : Yogyakarta
Pidarta, Made, 1990, Landasan
Kependidikan : Stimulus Ilmu Pendidikan
bercorak Indonesia, Rineka Cipta :Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar