PERTUMBUHAN, PERGANTIAN
DAN PENYERAPAN TEORI
I PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan
selalu berkembang seiring dengan perkembangan pola fikir dan kebutuhan manusia.
Perkembangan ilmu memacu kreatifitas berfikir yang nantinya diharapkan akan
menghasilkan suatu hukum dasar yang bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan
suatu hipotesa atau suatu kejadian baru.
Dalam proses keilmuan, paradigma keilmuan memegang peranan yang
penting. Fungsi paradigma ilmu adalah memberikan kerangka, mengarahkan bahkan
menguji konsistensi dari proses keilmuan. Yang sering disebut dengan kerangka
teori. “Paradigma ilmu lahir dari akumulasi teori-teori yang saling mendukung
dan saling menyempurnakan serta menjadi satu kebulatan dan sebuah konsistensi
yang utuh sebaliknya dari suatu paradigma ilmu dapat dilahirkan teori-teori
baru berdasarkan temuan dari para ilmuan” (Muslih, 2004:91).
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori
Menurut Kneller (dalam Sadullah, 2003:4) bahwa teori memiliki dua
pengertian. Pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil
pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen. Kedua
teori dapat diperoleh melalui berfikir sistematis spekulatif dengan metode
deduktif. :
Selanjutnya dalam Dictionary Americana ( Sadullah,2003:3)
1.
Suatu susunan yang sistematis
tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil-dalil hipotesis .
2.
Suatu penjelasan hipotesis
tentang fenomena, atau sebagai hipotesis yang belum teruji secara empiris.
3.
Suatu eksposisi tentang
prinsip-prinsip umum atau prinsip-prinsip abstrak ilmu humaniora yang berasal
dari praktek.
4.
Suatu rencana atau system yang
dapat dijadikan suatu metode bertindak .
5.
Suatu doktrin atau hukum yang
hanya didasarkan atas renungan spekulatif.
Suatu teori dalam Scientific Knowledge adalah suatu
proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberikan penjelasan
tentang sejumlah fenomena misalnya teori Darwin
tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk organisme
yang lebih rumit berasal dari sejumlah kecil bentuk-bentuk sederhana dan
primitif dalam perkembangannya secara evolusioner sepanjang masa. Menurut
Kerlinger (dalam Gie, 2004:145) tujuan akhir dari ilmu adalah mencapai teori
yang tidak lain adalah penjelasan terhadap fenomena alamiah.
Dari beberapa
pandangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori adalah hasil dari
hipotesis yang telah teruji untuk menerangkan suatu fenomena melalui observasi
dan eksperimen.
Adapun peranan
teori menurut Lachman (dalam Gie, 2004:146) sebagai berikut :
- Membantu mensistematiskan dan menyusun data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data itu yang semula kacau balau. Jadi teori berfungsi sebagai kerangka pedoman bagan sistematisasi atau sistem acuan.
- Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.
- Menunjukkan atau menyarankan arah untuk penyelidikan lebih lanjut.
2.2
Pertumbuhan Teori
Zaman dahulu orang
Babilonia mempercayai bahwa bumi itu datar. Hal ini didasari atas pengamatan
terhadap ruang gerak yang sempit, misalnya sebuah desa atau Negara kecil yang
datar. Di Mesir juga berkembang suatu pengetahuan yang disebut geometri yang
secara harfiah berarti ilmu ukur bumi. Ilmu ukur ini menggunakan bidang datar
sebagai landasan pembahasan dan berdasarkan anggapan itu kemudian berkembanglah
berbagai hubungan antara titik, garis lurus, sudut antara dua garis yang
berpotongan, serta berbagai bangun geometri pada bidang datar. Anggapan bahwa bumi
ini bentuknya datar adalah suatu contoh tentang teori.
Kemudian muncul
dari hasil pengamatan para ahli bintang, melihat pada waktu terjadi gerhana
tampak bahwa bayangan bumi dibulan berbentuk seperti lingkaran. Selain itu,
ditambah lagi pengamatan dari para pelaut yang melihat jika ada sebuah kapal
muncul, maka yang pertama kali terlihat adalah tiang layar utama secara
perlahan-lahan dari bawah ufuk dan kemudian disusul oleh kapal itu sendiri.
Demikian pula pelaut yang berlayar dari belahan bumi utara arah selatan akan
dapat melihat bintang-bintang yang ditempat tinggalnya semula tidak tampak
karena ada di bawah ufuk. Dengan demikian, orang tidak lagi beranggapan bahwa
bumi itu datar melainkan bulat.
Salah satu teori
adalah kebenarannya harus dapat diuji. Dari hasil pengamatan tambahan oleh para
ahli bintang dan para pelaut yang akhirnya menggoyahkan teori bahwa bumi itu
datar. Kemudian disusunlah suatu teori baru yang mengatakan bahwa bumi itu
bulat. Hal ini ditunjukkan oleh keberhasilan Colombus yang menemukan jalur
pelayaran baru ke barat yaitu jalur yang berlawanan arah dengan arah yang
ditempuh oleh orang lain, guna mencari jalan baru ke sasaran yang ada di timur
yaitu kepulauan rempah-rempah ( Indonesia
).
2.3
Pergantian Teori
Dengan
berkembangnya mekanika yang dipelopori oleh Newton dan Huygens, bentuk bumi yang bulat
itu mendapatkan tantangan perubahan. Dalam karya ilmiahnya Principia Newton
membuat penalaran bahwa sumbu bumi yang melalui khatulistiwa lebih panjang
1/230 kali dibandingkan dengan sumbu yang melewati kedua kutubnya. Namun
kenyataannya kelebihan itu bukan 1/230 kali melainkan 1/300 kali. Penalaran
Newton ini diperkuat oleh hasil percobaan yang dilakukan oleh suatu ekspedisi
ilmiah Perancis ke Guyana.
Suatu lonceng bandul yang berjalan tepat di Paris berjalan lebih lambat dua setengah
menit setiap harinya di Kayene yang letaknya dekat katulistiwa. Hal ini juga
diperkuat bahwa bentuk bumi yang sebenarnya baru dapat dilihat dengan mata
setelah orang dapat membuat pesawat ruang angkasa yang dapat ditumpangi dan
diperoleh foto-foto bumi yang mereka buat dari pesawat ruang angkasa tersebut,
tampak bahwa bentuk bumi sebenarnya tidak bulat melainkan elipsoid.
Sekitar tahun 270
SM Aristoteles dari Samos berangapan bahwa
bumi bergerak mengaitari. Teori astronomi Ptolomaios juga berada pada anggapan
geosentris ini. Namun diabad XV, Nicholas dari Kusa menyanggah hal ini, dan
mengemukakan bumilah yang bergerak. Hal ini di dukung juga oleh Copernicus yang
mengemukakan bahwa matahari menjadi pusat peredaran benda langit. Teori
heliosentrid inilah yang menyebabkan Galileo diadili oleh para pemuka gereja.
Setiap orang yang
benar-benar yakin akan kebenaran mutlat agamanya tidak perlu takut bahwa sains
yang mencari kebenaran itu dapat menemukan fakta yang menunjukkan bahwa agama
yang dipeluknya itu benar. Seandainya muncul ketidaksesuaian, maka itu terjadi
bukan karena wahyu Allah yang tidak benar, melainkan karena manusianya yang
menafsirkan wahyu itu telah salah menangkap
makna yang benar sebab kebenaran wahyu Allah adalah mutlak. Oleh karena itu,
dengan tidak adanya kendala terhadap pengembangan suatu teori dan bidang ilmu
tertentu seringkali membantu orang menyadari akan adanya mukjizat yang
terangkum didalam ayat-ayat yang diwahyukan oleh Allah swt.
2.4
Penyerapan Teori
Dalam
perkembangannya ilmu pengetahuan selalu mengalami tantangan yang besar. Bila
suatu teori muncul maka perubahan pandangan tentang teori tersebut akan terjadi
dan membutuhkan waktu. Perubahan pandangan tersebut ada yang berlangsung cepat
dan ada yang berlangsung perlahan-lahan. Di sinilah terjadi proses berfikir
sebagai akibat munculnya suatu teori, sebagian orang menganggap bahwa suatu
teori yang muncul adalah suatu kebenaran yang bisa langsung diterima dan
dipercaya, tetapi untuk sebagian orang teori tersebut masih harus dibuktikan
kebenarannya sampai terbukti apakah teori itu bisa diterima atau tidak. Tetapi
tidak sampai disitu saja, terkadang dalam proses pembuktian itu justru
ditemukan suatu teori baru yang bisa memperkuat teori yang sudah ada atau
sebaliknya bertolak belakang dengan teori yang ada.
Perkembangan sains melalui perubahan yang mendesak disebut Kuhn
(1970) (dalam Nasoetion, 1999: 92) sains revolusioner, sedangkan perubahan yang
perlahan-lahan itu disebutnya sains normal.
Contohnya Dalam bidang fisika, saat teori gravitasi Newton muncul ada proses dari awal munculnya
teori sampai pada akhirnya orang bisa menerima teori tersebut karena teori itu
dapat menjelaskan berbagai kejadian alam, berbagai penyelidikan yang menggunakan
teori itu sebagai dasar mengembangkan teori itu menjadi suatu kumpulan
pengetahuan yang kokoh. Tetapi dalam proses perkembangan selanjutnya ternyata terjadi
penolakan terhadap teori Newton
dan muncul teori Einstein yang justru
lebih mudah diterima dan lebih masuk akal. Itulah momentumnya dimana terjadi
perubahan besar dalam bidang fisika.
III PENUTUP
Dari uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa teori akan selalu berkembangan sesuai dengan
perkembangan pemikiran manusia. Teori
akan saling mendukung dan dapat menghasilkan suatu teori yang baru. Teori
merupakan bagian dari ilmu yang menjadi dasar untuk berkembangnya suatu ilmu.
Teori muncul bermula dari pengamatan manusia terhadap suatu objek atau fenomena
yang melahirkan sebuah hipotesa, kemudian hipotesa ini diuji kebenarannya yang
nantinya akan menghasilkan suatu teori baru.
DAFTAR PUSTAKA
Gie, The Liang. 2004. Pengantar filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Muslih, Mohammad. 2004. Filsafat Ilmu. Yogyakarta:
Belukar.
Nasoetion, Andi Hakim. 1999.
Pengantar ke Filsafat Sains. Jakarta:
Pustaka Litera Antarnusa.
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
PERTUMBUHAN, PERGANTIAN
DAN PENYERAPAN TEORI
Di susun oleh :
Lis Amalia (20102512005)
Siti Ramziah (20102512008)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
PROGRAM PASCA SARJANA UNSRI
2010
0 komentar:
Posting Komentar