Jumat, 04 November 2011

PERTUMBUHAN, PERGANTIAN DAN PENYERAPAN TEORI



PERTUMBUHAN, PERGANTIAN DAN PENYERAPAN TEORI

I           PENDAHULUAN
            Ilmu pengetahuan selalu berkembang seiring dengan perkembangan pola fikir dan kebutuhan manusia. Perkembangan ilmu memacu kreatifitas berfikir yang nantinya diharapkan akan menghasilkan suatu hukum dasar yang bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan suatu hipotesa atau suatu kejadian baru.
Dalam proses keilmuan, paradigma keilmuan memegang peranan yang penting. Fungsi paradigma ilmu adalah memberikan kerangka, mengarahkan bahkan menguji konsistensi dari proses keilmuan. Yang sering disebut dengan kerangka teori. “Paradigma ilmu lahir dari akumulasi teori-teori yang saling mendukung dan saling menyempurnakan serta menjadi satu kebulatan dan sebuah konsistensi yang utuh sebaliknya dari suatu paradigma ilmu dapat dilahirkan teori-teori baru berdasarkan temuan dari para ilmuan” (Muslih, 2004:91).

II         PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Teori
Menurut Kneller (dalam Sadullah, 2003:4) bahwa teori memiliki dua pengertian. Pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen. Kedua teori dapat diperoleh melalui berfikir sistematis spekulatif dengan metode deduktif. :
Selanjutnya dalam Dictionary Americana ( Sadullah,2003:3)
1.                  Suatu susunan yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil-dalil hipotesis .
2.                  Suatu penjelasan hipotesis tentang fenomena, atau sebagai hipotesis yang belum teruji secara empiris.
3.                  Suatu eksposisi tentang prinsip-prinsip umum atau prinsip-prinsip abstrak ilmu humaniora yang berasal dari praktek.
4.                  Suatu rencana atau system yang dapat dijadikan suatu metode bertindak .
5.                  Suatu doktrin atau hukum yang hanya didasarkan atas renungan spekulatif.
            Suatu teori dalam Scientific Knowledge adalah suatu proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberikan penjelasan tentang sejumlah fenomena misalnya teori Darwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk organisme yang lebih rumit berasal dari sejumlah kecil bentuk-bentuk sederhana dan primitif dalam perkembangannya secara evolusioner sepanjang masa. Menurut Kerlinger (dalam Gie, 2004:145) tujuan akhir dari ilmu adalah mencapai teori yang tidak lain adalah penjelasan terhadap fenomena alamiah.
            Dari beberapa pandangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori adalah hasil dari hipotesis yang telah teruji untuk menerangkan suatu fenomena melalui observasi dan eksperimen.
            Adapun peranan teori menurut Lachman (dalam Gie, 2004:146) sebagai berikut :
  1. Membantu mensistematiskan dan menyusun data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data itu yang semula kacau balau. Jadi teori berfungsi sebagai kerangka pedoman bagan sistematisasi atau sistem acuan.
  2. Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.
  3. Menunjukkan atau menyarankan arah untuk penyelidikan lebih lanjut.

2.2              Pertumbuhan Teori
            Zaman dahulu orang Babilonia mempercayai bahwa bumi itu datar. Hal ini didasari atas pengamatan terhadap ruang gerak yang sempit, misalnya sebuah desa atau Negara kecil yang datar. Di Mesir juga berkembang suatu pengetahuan yang disebut geometri yang secara harfiah berarti ilmu ukur bumi. Ilmu ukur ini menggunakan bidang datar sebagai landasan pembahasan dan berdasarkan anggapan itu kemudian berkembanglah berbagai hubungan antara titik, garis lurus, sudut antara dua garis yang berpotongan, serta berbagai bangun geometri pada bidang datar. Anggapan bahwa bumi ini bentuknya datar adalah suatu contoh tentang teori.
            Kemudian muncul dari hasil pengamatan para ahli bintang, melihat pada waktu terjadi gerhana tampak bahwa bayangan bumi dibulan berbentuk seperti lingkaran. Selain itu, ditambah lagi pengamatan dari para pelaut yang melihat jika ada sebuah kapal muncul, maka yang pertama kali terlihat adalah tiang layar utama secara perlahan-lahan dari bawah ufuk dan kemudian disusul oleh kapal itu sendiri. Demikian pula pelaut yang berlayar dari belahan bumi utara arah selatan akan dapat melihat bintang-bintang yang ditempat tinggalnya semula tidak tampak karena ada di bawah ufuk. Dengan demikian, orang tidak lagi beranggapan bahwa bumi itu datar melainkan bulat.
            Salah satu teori adalah kebenarannya harus dapat diuji. Dari hasil pengamatan tambahan oleh para ahli bintang dan para pelaut yang akhirnya menggoyahkan teori bahwa bumi itu datar. Kemudian disusunlah suatu teori baru yang mengatakan bahwa bumi itu bulat. Hal ini ditunjukkan oleh keberhasilan Colombus yang menemukan jalur pelayaran baru ke barat yaitu jalur yang berlawanan arah dengan arah yang ditempuh oleh orang lain, guna mencari jalan baru ke sasaran yang ada di timur yaitu kepulauan rempah-rempah ( Indonesia ).
           
2.3              Pergantian Teori
            Dengan berkembangnya mekanika yang dipelopori oleh Newton dan Huygens, bentuk bumi yang bulat itu mendapatkan tantangan perubahan. Dalam karya ilmiahnya Principia Newton membuat penalaran bahwa sumbu bumi yang melalui khatulistiwa lebih panjang 1/230 kali dibandingkan dengan sumbu yang melewati kedua kutubnya. Namun kenyataannya kelebihan itu bukan 1/230 kali melainkan 1/300 kali. Penalaran Newton ini diperkuat oleh hasil percobaan yang dilakukan oleh suatu ekspedisi ilmiah Perancis ke Guyana. Suatu lonceng bandul yang berjalan tepat di Paris berjalan lebih lambat dua setengah menit setiap harinya di Kayene yang letaknya dekat katulistiwa. Hal ini juga diperkuat bahwa bentuk bumi yang sebenarnya baru dapat dilihat dengan mata setelah orang dapat membuat pesawat ruang angkasa yang dapat ditumpangi dan diperoleh foto-foto bumi yang mereka buat dari pesawat ruang angkasa tersebut, tampak bahwa bentuk bumi sebenarnya tidak bulat melainkan elipsoid.
            Sekitar tahun 270 SM Aristoteles dari Samos berangapan bahwa bumi bergerak mengaitari. Teori astronomi Ptolomaios juga berada pada anggapan geosentris ini. Namun diabad XV, Nicholas dari Kusa menyanggah hal ini, dan mengemukakan bumilah yang bergerak. Hal ini di dukung juga oleh Copernicus yang mengemukakan bahwa matahari menjadi pusat peredaran benda langit. Teori heliosentrid inilah yang menyebabkan Galileo diadili oleh para pemuka gereja.
            Setiap orang yang benar-benar yakin akan kebenaran mutlat agamanya tidak perlu takut bahwa sains yang mencari kebenaran itu dapat menemukan fakta yang menunjukkan bahwa agama yang dipeluknya itu benar. Seandainya muncul ketidaksesuaian, maka itu terjadi bukan karena wahyu Allah yang tidak benar, melainkan karena manusianya yang menafsirkan wahyu itu  telah salah menangkap makna yang benar sebab kebenaran wahyu Allah adalah mutlak. Oleh karena itu, dengan tidak adanya kendala terhadap pengembangan suatu teori dan bidang ilmu tertentu seringkali membantu orang menyadari akan adanya mukjizat yang terangkum didalam ayat-ayat yang diwahyukan oleh Allah swt.

2.4              Penyerapan Teori
            Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan selalu mengalami tantangan yang besar. Bila suatu teori muncul maka perubahan pandangan tentang teori tersebut akan terjadi dan membutuhkan waktu. Perubahan pandangan tersebut ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung perlahan-lahan. Di sinilah terjadi proses berfikir sebagai akibat munculnya suatu teori, sebagian orang menganggap bahwa suatu teori yang muncul adalah suatu kebenaran yang bisa langsung diterima dan dipercaya, tetapi untuk sebagian orang teori tersebut masih harus dibuktikan kebenarannya sampai terbukti apakah teori itu bisa diterima atau tidak. Tetapi tidak sampai disitu saja, terkadang dalam proses pembuktian itu justru ditemukan suatu teori baru yang bisa memperkuat teori yang sudah ada atau sebaliknya bertolak belakang dengan teori yang ada.
Perkembangan sains melalui perubahan yang mendesak disebut Kuhn (1970) (dalam Nasoetion, 1999: 92) sains revolusioner, sedangkan perubahan yang perlahan-lahan itu disebutnya sains normal.
Contohnya Dalam bidang fisika, saat teori gravitasi Newton muncul ada proses dari awal munculnya teori sampai pada akhirnya orang bisa menerima teori tersebut karena teori itu dapat menjelaskan berbagai kejadian alam, berbagai penyelidikan yang menggunakan teori itu sebagai dasar mengembangkan teori itu menjadi suatu kumpulan pengetahuan yang kokoh. Tetapi dalam proses perkembangan selanjutnya ternyata terjadi penolakan terhadap teori Newton dan muncul teori Einstein  yang justru lebih mudah diterima dan lebih masuk akal. Itulah momentumnya dimana terjadi perubahan besar dalam bidang fisika.


III        PENUTUP
            Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori akan selalu berkembangan sesuai dengan perkembangan  pemikiran manusia. Teori akan saling mendukung dan dapat menghasilkan suatu teori yang baru. Teori merupakan bagian dari ilmu yang menjadi dasar untuk berkembangnya suatu ilmu. Teori muncul bermula dari pengamatan manusia terhadap suatu objek atau fenomena yang melahirkan sebuah hipotesa, kemudian hipotesa ini diuji kebenarannya yang nantinya akan menghasilkan suatu teori baru.





















DAFTAR PUSTAKA
Gie, The Liang. 2004. Pengantar filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Muslih, Mohammad. 2004. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Belukar.
Nasoetion, Andi Hakim. 1999. Pengantar ke Filsafat Sains. Jakarta: Pustaka   Litera Antarnusa.
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


























PERTUMBUHAN, PERGANTIAN
DAN PENYERAPAN TEORI










Di susun oleh :
Lis Amalia (20102512005)
Siti Ramziah (20102512008)











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCA SARJANA UNSRI
2010




 







0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by FEBRINA BIDASARI